Fransiska Fajar Tri Hartini

Fransiska Fajar Tri Hartini, S.Pd.Sd., lahir di Surakarta tanggal 4 Mei 1966. Mengajar kelas 5 di SD negeri Kemasan 1 No. 64 Kratonan Serengan Surakarta Jawa Te...

Selengkapnya
Navigasi Web

Daring atau Luring

Tahun Pelajaran baru 2020/2021 sudah dimulai kemarin. Senin tanggal 13 Juli 2020 adalah hari pertama kegiatan sekolah dimulai. Setelah kegiatan penerimaan laporan hasil belajar diserahkan ke siswa, maka siswa menikmati liburan akhir tahun pelajaran. 

Tahun pelajaran yang lalu, memang cukup unik. Dimana sejak pertengahan bulan Maret, siswa melakukan kegiatan Belajar Dari Rumah ( BDR), dan guru dari beberapa sekolah juga melakukan kegiatan Bekerja Dari Rumah ( BDR).  Kegiatan pembelajaran ini menjadikan guru mengubah metode yang digunakan dalam KBM. Metode pendekatan yang banyak dilakukan guru adalah penugasan. Meskipun bisa saja guru mengajak siswanya melakukan observasi, misalnya observasi tentang lingkungan. Pada materi pembelajaran di SD khususnya muatan pelajaran IPS dengan Kompetensi Dasar ( KD)  3.7, saya menugasi siswa dengan membuat laporan tentang pandemi yang sedang berlangsung saat ini. Yaitu adanya pandemi covid 19 ( corona), siswa saya ajak melakukan observasi dengan membaca berita di koran ataupun media sosial lewat gawai. Bisa juga melihat tayangan televisi, atau mencari informasi lain dari nara sumber yang bisa dipercaya. Misalnya orangtua mereka, kakak yang sekolahnya di jenjang yang lebih tinggi dari dia. Semua tugas saya berikan lewat media WAG ( Whats Ap Grup)  yang cenderung lebih mudah penggunaannya. Dan sudah beberapa lama komunikasi antara guru dan orangtua/ wali murid menggunakan sarana/ media tersebut.

Sambil guru belajar menggunakan aplikasi lain, seperti google form, google classroom, dan lain-lain, siswa mengirimkan tugasnya ke guru lewat media elektronik Hand Phone atau gawai. Untuk guru yang sudah berusia lebih dari lima puluh tahun, atau mendekati pensiun, cukup membuat mata cepat lelah bila berada di depan laptop, komputer, atau gawai yang digunakan untuk menindaklanjuti tugas siswa yang dikirim. Namun oleh karena kesungguhan para guru, rasa cinta kepada siswa, dan bentuk tanggungjawab dalam menjalankan tugas, semua dijalani dengan hati yang gembira. Bukankah hati yang gembira adalah obat yang manjur?

Ketika tugas sudah dikoreksi guru, maka muncullah nilai-nilai siswa yang dicatat guru pafa daftar nilai. Pada setiap muatan pelajaran dan Kompetensi Dasar sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pelajaran yang sudah dibuat guru pada awal semester sesuai dengan kalender pendidikan. 

Selain tugas yang diberikan oleh guru, siswa pada bulan April mendapat tugas tambahan untuk menyimak acara tayangan pada televisi. Dimana setelah tayangan selesai, akan ditampilkan beberapa soal yang harus dikerjakan. Meskipun tidak terlalu sulit soal dan semua tugas yang diberikan guru, tapi juga tidak mudah untuk bisa menerima kiriman tugas/ jawaban dari soal yang dikerjakan oleh siswa. Mengapa? Karena pada kenyataannya di lapangan, ada bebetapa siswa yang menggunakan gawai milik orangtua, sedangkan pada saat waktu yang ditentukan untuk mengirim tugas orangtua sedang bekerja di luar rumah. Nah, tentu saja guru harus luwes. Siswa diijinkan untuk mengirim tugas manakala orangtuanya sudah pulang dari tempat kerja. Namun kendala tentang sarana prasana murid tidak hanya sampai disitu. Ada kalanya orangtua yangvsedang mengalami Pemutusan Hubungan Kerja ( PHK)  dari tempat kerjanya, tidak mampu membeli pulsa/ paket data yang digunakan anak untuk mengirim tugas lewat gawainya. Sayapun mencari solusi dengan mengijinkan siswa mengerjakan secara manual, ditulis pada buku tulis atau kertas folio, kemudian secara berkala ( seminggu sekali)  orangtua murid tersebut mengirimkan atau mengantar tugas siswa ke sekolah. Guru bisa memberikan penilaian pada aspek pengetahuan dan keterampilan siswa secara objektif.

Seiring berjalannya waktu, sambil tetap berkomunikasi dengan siswa dan orangtuanya, saya belajar memanfaatkan kecanggihan teknologi. Misalnya dengan membuat soal evaluasi lewat google form. Secara bertahap dan berkesinambungan sayapun bisa menggunakan aplikasi tersebut ketika akan melakukan evaluasi penilaian, baik per sub tema, per tema, maupun per muatan pelajaran. Sebelum saya lakukan kegiatan tersebut, saya uji cobakan dulu dengan menginformasikan lewat WA grup supaya siswa dan orangtua mengikuti tahapan yang saya jelaskan. Tujuan saya, supaya waktu pelaksanaan penilaian evaluasi tersebut dilakukan, semua dikerjakan siswa dengan kejujuran dan tanggung jawab. Artinya orangtua diperkenankan untuk mendampingi siswa saat putra/ putrinya mengerjakan soal evaluasi, namun pengerjaan harus diserahkan pada siswa atau putra/ putrinya tersebut. Proses pembelajaran tersebut, bisa kita pakai untuk menilai aspek pengetahuan sekaligus aspek keterampilan siswa. Bahkan sikap sosialpun bisa kita nilai dari tanggung jawab siswa mengikuti proses pembelajaran secara daring ( dalam jaringan internet). 

Secara luringpun bukan berarti mulus tanpa hambatan atau kendala. Karena siswa yang tanggung jawabnya belum terbentuk, merasa berat atau enggan mengumpulkan tugas tepat waktu. Orangtua sudah berusaha mendampingi, membujuk, bahkan ada kalanya memulai menuliskan jawaban dari tugas yang diberikan guru, namun siswa tersebut masih merasa malas untuk menyelesaikan pekerjaan/ tugas yang diberikan guru. Keadaan seperti ini, biasanya menjadi catatan khusus karena merupakan salah satu tantangan bagi guru, terutama bagi saya selaku pendidik. Ya, karena guru itu tidak hanya berfungsi sebagai pengajar, bahkan lebih dari itu. Yaitu sebagai pendidik. Mendidik bukan hanya sekedar transfer ilmu, namun bahkan membimbing siswanya untuk merubah sikap, perilaku, kebiasaan yang kurang baik menjadi baik, setidaknya lebih baik.

Nah, KBM ( Kegiatan Belajar Mengajar)  selama pandemi ini, baik secara luring ( luar jaringan internet)  maupun secara Daring ( Dalam jejaring Internet),  semua mempunyai kelebihan dan kekurangan. Mana yang lebih baik dilakukan guru tergantung ada banyak faktor. Faktor-faktor pendukung dan penghambat KBM tersebut bisa menjadi bahan pertimbangan kita dalam mengambil keputusan. Semoga kita semua bisa belajar arif dan bijaksana dalam memajukan bangsa kita lewat dunia pendidikan. Sekecil apapun peran guru sangat berarti dalam memajukan anak bangsa.

Demikian sedikit laporan atau sharing yang bisa saya lakukan untuk berbagi pengalaman dalam pelaksanaan KBM selama pandemi ini. Banyak kekurangan saya sebagai guru maupun penulis, kiranya sahabat gurusianer berkenan memaafkannya. Salam literasi dan salam sehat selalu.

Teriring doa saya untuk sahabat gurusianer semua.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post